BUDAYA DEMOKRASI DAN
IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA MENUJU MASYARAKAT MADANI
Dosen Pengampu:
Drs. M.Salam, M.Si
Disusun Oleh:
Muhammad Madanil Ilmi
(A1A318018)
R-001 PPKn
PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
A. Pengertian
Masyarakat Madani
Pengertian
Masyarakat Madani menurut para ahli:
1. Mun’im (1994) mendefinisikan istilah civil society sebagai seperangkat gagasan etis yang mengejawantah
dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling penting dari gagasan ini adalah
usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan antarindividu,
masyarakat, dan negara.
2. Mahasin
(1995) menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai terjemahan bahasa
Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa Latin
yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata civilization yang berarti peradaban. Oleh sebab itu,
kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat
kota yakni masyarakat yang telah berperadaban maju.
3. Istilah
madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa Arab,madaniy. Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau
membangun. Kemudian berubah istilah menjadimadaniy yang artinya beradab, orang kota, orang
sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata. Dengan demikian, istilah madaniy dalam bahasa Arabnya mempunyai banyak arti.
Konsep masyarakat madani menurut Madjid (1997) kerapkali dipandang telah
berjasa dalam menghadapi rancangan kekuasaan otoriter dan menentang
pemerintahan yang sewenang-wenang di Amerika Latin, Eropa Selatan, dan Eropa
Timur.
4. Hall
(1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil
society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas
yang dapat terjewantahkan dalam kehidupan sosial. Pada masyarakat madani pelaku
social akan bepegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.
Intinya, berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani pada
prinsipnya memiliki multimakna atau bermakna ganda yaitu: demokratis,
menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparansi,
toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi,
konsistensi, memiliki perbandingan, komparasi, mampu berkoordinasi,
simplifikasi, sinkronisasi, integrasi, mengakui emansipasi, dan hak asasi,
sederhana, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.
Dengan mengetahui makna madani, maka istilah masyarakat madani secara mudah
dapat difahami sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat sipil, dan
masyarakat yang tinggal di suatu kota atau berfaham masyarakat kota yang
pluralistik.
B. Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani
Bangsa yang berkomitmen
hidup dalam sistem politik demokrasi perlu terus- menerus mengembangkan budaya
demokrasi. Budaya demokrasi adalah pola-pola sikap dan orientasi politik yang
bersumber pada nilai-nilai dasar demokrasi.
Di negara
demokrasi penting dibangun civil society. Civil Society merupakan
lahan tempat tumbuh kembangnya demokrasi. Sebab, tidak ada demokrasi
tanpa civil society.
Istilah civil Society atau lebih dikenal dengan nama masyarakat madani, di Indonesia menjadi perhatian kalangan pada tahun 1990-an, pada masa-masa akhir pemerintahan Orde Baru. Sebab pada masa itu muncul keinginan untuk mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan membangun sistem politik baru yang lebih demokratis.
Istilah civil Society atau lebih dikenal dengan nama masyarakat madani, di Indonesia menjadi perhatian kalangan pada tahun 1990-an, pada masa-masa akhir pemerintahan Orde Baru. Sebab pada masa itu muncul keinginan untuk mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan membangun sistem politik baru yang lebih demokratis.
Sejak
berdiri sebagai negara baru, Indonesia berkeinginan mendirikan sistem politik
demokrasi. Semua konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia menyatakan
(secara eksplisit ataupun implisit) bahwa negara Indonesia
adalah negara demokrasi. Namun demikian, upaya untuk mewujudkan negara
demokrasi itu mengalami pasang surut.
Pasang
surut demokrasi di Indonesia setidaknya bisa dipilah menjadi empat masa,
sebagai berikut :
· Demokrasi
liberal/parlementer (17 Agustus 1950- 5 Juli 1959)
· Demokrasi
terpimpin ( 5 Juli 1959 – 1965 )
· Demokrasi
Orde Baru (1966- 1998 )
· Demokrasi
ala Reformasi ( 1998 – sekarang )
Civil
society atau lebih akrab dengan sebutan masyarakat madani adalah masyarakat
yang mampu mengisi ruang publik, sehingga dapat menjadi bumper kekuasaan
negara yang berlebihan. Dalam pemikiran reformasi ini masyarakat madani
merupakan tujuan pemerintah demokrasi.Masyarakat madani merupakan jaringan
berbagai organisasi kemasyarakatan. Ciri masyarakat madani adalah
· lahir atas prakarsa warga masyarakat sendiri,
bukan penguasa negara
· keanggotaannya bersifat sukarela atau atas
dasar kesadaran masing-masing anggota
· mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya),
paling tidak untuk sebagian, sehingga tidak tergantung pada bantuan
pemerintah mandiri terhadap kekuasaan negara, sehingga bisa mengawasi
kekuasaan negara
· tunduk pada aturan hukum yang berlaku dan
nilai-nilai bersama.
Untuk
menuju masyarakat madani perlu proses demokrasi
(demokratisasi). Demokratisasi merupakan proses pendemokrasian segenap
rakyat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya atau
berbagai bidang kegiatan (masyarakat/negara) secara langsung atau tidak
langsung dengan mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi warga negara.
Prasyarat
untuk menuju masyarakat madani setelah tumbuh dan berkembangnya demokratisasi
yaitu:
· Kualitas sumber daya manusia yang tinggi, hal
ini tercermin dari kemampuan profesionalitasnya untuk memenuhi kebutuhan pembanguna
dan penguasaan iptek
· Kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri
(swasembada), hal ini dimaksudkan agar masyarakat mampu mengatasi
ketergantungan agar tidak menimbulkan kerawanan terutama di bidang politik
· Semakin mantap mengandalkan sumber-sumber
pembiayaan dalam negeri (berbasis kerakyatan) , ketergantungan kepada sumber
pembiayaan (hutang luar negeri ) semakin kecil atau tidak sama sekali.
· Memiliki kemampuan ekonomi, sistem politik,
sosial budaya dan Hankam yang dinamis, tangguh dan berwawasan global
Banyak
kendala yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat madani dari
berbagai aspek kehidupan;
· aspek agama, mengubah sikap dan perilaku
manusia ke arah kehidupan yang religius.
· aspek politik, masih rendahnya keteladanan
elit politik dalam perilaku politiknya
· aspek sosial budaya, kuatnya pengaruh budaya
asing
· aspek hukum, masih rendahnya keteladanan
aparat penegak hukum.
Upaya
untuk mengatasi bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat madani
· Mengoptimalkan
fungsi sarana ibadah sebagai sarana meningkatkan keimanan dan ketagwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
· Mengoptimalkan
peranan keluarga sebagai sarana akses penanaman nilai-nilai kepribadian sejak
dini, karenajati diri anak mulai terbentuk
· Membudayakan
kehidupan politik yang berdasarkan hukum yang berlaku
· Meningkatkan
kesadaran warga masyarakat, aparat negara dan elit politik pentingnya
keteladanan
· Meningkatkan
kemandirian dan swasembada ekonomi rakyat
· Meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam memajukan ekonomi dengan cara memberdayakan
ekonomi rakyat yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan
· Meningkatkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersih dari KKN
· Menegakan
keadilan dan menjamin HAM.
Penanaman
nilai-nilai budaya demokrasi perlu ditanamkan sejak dini. Nilai-nilai demokrasi
itu antara lain : kebebasan, persamaan,solidaritas, kerja sama,
keberagaman.tolerensi, kejujuran, penalaran, keberadaban, kemanfaatan, dan
konsensus
Kebebasan adalah
keleluasaan untuk membuat pilihan atas berbagai alternatif yang tersedia,
berikut keleluasaan untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat penuh tanggung
jawab tanpa adanya tekanan dari pihak lain.
Persamaan,
pandangan bahwa manusia memiliki persamaan hak dan kewajiban dalam negara.
Dalam hal ini memiliki makna tidak ada pengistimewaan perlakuan terhadap sesama
warga negara.
Solidaritas,
kesediaan atas dasar kesukarelaan untuk memperhatikan kepentingan pihak lain
dan bekerjasama dengan pihak lain.
Kerja
sama adalah kesediaan untuk menyumbangkan kemampuan terbaik yang dimiliki
serta saling membantu dalam mengatasi berbagai masalah demi terwujudnya
kebaikan bersama.
Keberagaman,
adalah kesediaan untuk menghargai keberbedaaan atau kebhinekaan yang ada dalam
kehidupan bersama (ras, agama, suku, budaya, keyakinan politik, golongan )
Tolerensi,
kesediaan untuk menenggang (menahan diri, bersikap sabar, membiarkan, berhati
lapang) terhadap pihak lain yang memiliki sikap hidup berbeda atau bahkan
bertentangan dengan sikap yang dianut sendiri
Kejujuran,
kesediaan menyatakan kebenaran terutama dalam berrelasi dengan pihak lain dalam
kehidupan bersama
Penalaran, kesediaan
untuk mengedepankan rasional terhadap berbagai hal yang terkait dengan
kehidupan bersama
Keberadaban,
kesediaaan untuk mengutamakan kesantunan sebagai bentuk nyata penghormatan
terhadap pihak lain dalam kehidupan bersama
Kemanfaatan,
kesediaan untuk senantiasa mempertimbangkan manfaat konkret bagi kehidupan bersama
Konsensus,
kesediaan untuk selalu mencari titik temu di antara pandangan yang berbeda guna
nencari solusi untuk kebaikan bersama
C. Manfaat
Masyarakat Madani
Manfaat
yang diperoleh dengan terwujudnya masyarakat madani ialah terciptanya masyarakat
Indonesia yang demokratis sebagai salah satu tuntutan reformasi di dalam negeri
dan tekanan-tekanan politik dan ekonomi dari luar negeri. Di samping
itu, melalui masyarakat madani akan mendorong munculnya inovasi-inovasi
baru di bidang pendidikan. Selanjutnya, dengan terwujudnya masyarakat madani,
maka persoalan-persoalan besar bangsa Indonesia seperti: konflik-konflik suku,
agama, ras, etnik, golongan, kesenjangan sosial, kemiskinan, kebodohan,
ketidakadilan pembagian "kue bangsa" antara pusat dan daerah, saling
curiga serta ketidakharmonisan pergaulan antarwarga dan lain-lain yang selama
Orde Baru lebih banyak ditutup-tutupi, direkayasa dan dicarikan kambing
hitamnya itu diharapkan dapat diselesaikan secara arif,
terbuka, tuntas, dan melegakan semua pihak, suatu prakondisi untuk dapat
mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi seluruh rakyat. Dengan demikian,
kekhawatiran akan terjadinya disintegrasi bangsa dapat dicegah.
Guna
mewujudkan masyarakat madani dibutuhkan motivasi yang tinggi dan partisipasi
nyata dari individu sebagai anggota masyarakat. Hal ini intinya menyatakan
bahwa untuk mewujudkan masyarakat madani diperlukan proses dan waktu serta
dituntut komitmen masing-masing warganya untuk mereformasi diri secara total
dan selalu konsisten dan penuh kearifan dalam menyikapi konflik yang tak
terelakan. Tuntutan terhadap aspek ini sama pentingnya dengan kebutuhan akan
toleransi sebagai instrumen dasar lahirnya sebuah konsensus atau kompromi.
D. Masyarakat
Madani di Indonesia
Indonesia
memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani) bahkan jauh sebelum
negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah berkembang pesat yang diwakili
oleh kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional dalam
dalam perjuangan merebut kemerdekaan, selain berperan sebagai organisasi
perjuangan penegakan HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial, organisasi
berbasis islam, seperti Serikat Islam (SI), Hahdlatul Ulama (NU) dan
Muhammadiyah, telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil society yang
penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia.
Terdapat
beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya
bangunan masyarakat madani bisa terwujud di Indonesia :
1. Pandangan integrasi nasional dan politik.
Pandangan ini menyatakan bahwa sistem demokrasi tidak munkin berlangsung dalam
kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran
dalam hidup berbangsa dan bernegara.
2. Pandangan reformasi sistem politk demokrasi,
yakni pandangan yang menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah
terlalu bergantung pada pembangunan ekonomi, dalam tataran ini, pembangunan
institusi politik yang demokratis lebih diutamakan oleh negara dibanding
pembangunan ekonomi.
3. Paradigma membangun masyarakat madani sebagai
basis utama pembangunan demokrasi, pandangan ini merupakan paradigma alternatif
di antara dua pandangan yang pertama yang dianggap gagal dalam pengembangan
demokrasi, berbeda dengan dua pandangan pertama, pandangan ini lebih menekankan
proses pendidikan dan penyadaran politik warga negara, khususnya kalangan kelas
menengah.
Bersandar
pada tiga paradigma diatas, pengembangan demokrasi dan masyarakat madani
selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu pandangan tersebut,
sebaliknya untuk mewujudkan masyarakat madani yang seimbang dengan kekuatan
negara dibutuhkan gabungan strategi dan paradigma, setidaknya tiga paradigma
ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan demokrasi di masa transisi
sekarang melalui cara :
1. Memperluas golongan menengah melalui
pemberian kesempatan bagi kelas menengah untuk berkembang menjadi kelompok
masyarakat madani yang mandiri secara politik dan ekonomi, dengan pandangan
ini, negara harus menempatkan diri sebagai regulator dan fasilitator bagi
pengembangan ekonomi nasional, tantangan pasar bebas dan demokrasi global
mengharuskan negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan dalam proses
pengembangan masyarakat madani yang tangguh.
2. Mereformasi sistem politik demokratis melalui
pemberdayaan lembaga-lembaga demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip
demokrasi, sikap pemerintah untuk tidak mencampuri atau mempengaruhi putusan
hukum yang dilakukan oleh lembaga yudikatif merupakan salah satu komponen penting
dari pembangunan kemandirian lembaga demokrasi.
3. Penyelenggaraan pendidikan politik
(pendidikan demokrasi) bagi warga negara secara keseluruhan. Pendidikan politik
yang dimaksud adalah pendidikan demokrasi yang dilakukan secara terus-menerus
melalui keterlibatan semua unsur masyarakat melalu prinsip pendidikan
demokratis, yakni pendidikan dari, oleh dan untuk warga negara.
Kondisi
Indonesia yang dilanda euforia demokrasi, semangat otonomi daerah dan derasnya
globalisasi membutuhkan masyarakat yang mempunyai kemauan dan kemampuan hidup
bersama dalam sikap saling menghargai, toleransi, dalam kemajemukan yang tidak
saling mengeksklusifkan terhadap berbagai suku, agama, bahasa, dan
adat yang berbeda. Kepedulian, kesantunan, dan setiakawan merupakan sikap
yang sekaligus menjadi prasarana yang diperlukan bangsa Indonesia.
Pengembangan
masyarakat madani di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari pengalaman sejarah
bangsa Indonesia sendiri. Kebudayaan, adat istiadat, pandangan hidup, kebisaan,
rasa sepenanggungan, cita-cita dan hasrat bersama sebagai warga dan sebagai
bangsa, tidak mungkin lepas dari lingkungan serta sejarahnya. Keunggulan bangsa
Indonesia, adalah berhasilnya proses akulturasi dan inkulturasi yang kritis dan
konstruktif. Pada saat ini, ada pertimbangan lain mengapa pengembangan
masyarakat madani secara khusus kita beri perhatian.
Untuk
membangun masyarakat madani di Indonesia, ada enam faktor harus
diperhatikan, yaitu:
1. Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam
rangka peningkatan pendapatan masyarakat, dan dapat mendukung kegiatan
pemerintahan.
2. Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka
membangun manusia yang memiliki komitmen untuk independen.
3. Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat
yang berbudaya paternalistik menjadi budaya yang lebih modern dan lebih
independen.
4. Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang
beragam.
5. Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan
tata pamong yang baik.
6. Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
yang melandasi moral kehidupan.
Contoh
Kasus:
Bila
masyarakat Indonesia tidak demokratis, maka Indonesia akan mendapat
tekanan-tekanan politik dari kaum reformis di dalam negeri. Di lain pihak, dari
luar negeri, Indonesia akan mendapat tekanan-tekanan politik dan ekonomi dari
PBB, Bank Dunia, IMF, dan negara-negara penganut faham demokratis. Sementara
ini, ekonomi kita masih sangat bergantung pada pinjaman Bank Dunia dan IMF.
Jika Bank Dunia dan IMF tidak memberikan bantuannya, maka ekonomi kita akan
semakin terpuruk di mata internasional. Jika ekonomi kita semakin terpuruk,
maka kerusuhan sosial akan semakin meningkat yang pada gilirannya membahayakan
stabilitas nasional dan dikhawatirkan akan terjadi disintegrasi bangsa. Di
samping itu, mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang khas sebagai unity dan diversity, maka karakteristik masyarakat madani cocok
diterapkan di Indonesia sehingga persatuan dan kesatuan, toleransi umat
beragama, persaudaraan, saling mengasihi sesama umat, dan persamaan hak akan
menjadi lebih terjamin. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa ciri utama
masyarakat madani Indonesia adalah demokrasi yang menjunjung tingi nilai-nilai
kemanusiaan, masyarakat yang mempunyai faham keagamaan yang berbeda-beda, penuh
toleransi, menegakkan hukum dan peraturan yang berlaku secara konsisten dan
berbudaya.
No comments:
Post a Comment